Boyong Saja

Saya masih percaya, bahwa rekayasa Allah pasti indah dan tidak pernah salah. Saya selalu yakini itu. Sebagaimana saya meyakini bahwa, bukanlah sebuah permasalahan yang terlalu besar jika suatu hari nanti saya harus hidup dan menetap di tempat yang sama sekali belum pernah saya sentuh tanahnya, belum saya hirup udaranya.

Juga bukan sebuah permasalahan besar ketika citacita hedonis saya harus terpotong sejenak atau bahkan terwujud di tempat lain. Pasti selalu ada hal paling hebat yang akan terjadi dalam hidup saya, di mana saja amanah dakwah ini ditempatkan. Jika saya bertanya pada hati orangorang, mereka barangkali akan menyarakan saya untuk tetap tinggal. Tapi jika hati orangorang itu paham betul isi hati saya, mereka akan berbahagia mengizinkan saya merangkai cerita di belahan bumi manapun saya berada.

Apakah dua paragraf masih kurang untuk menyatakan kesediaan saya untuk diboyong? Tentu saja engkau tersenyum sembari memikirkan, dengan cara apa saya akan diboyong. Apakah menunggu keajaiban mempertemukan lembaran formulir melalui saran atasan, atau menghadapi risiko besar dipertanyakan karena langsung meminta? Jujur saja, walaupun saya siap diboyong, tentang yang satu itu juga saya masih bingung. I don't know how, but I believe.

Ampuni hamba jika kurangpiawai menjaga remahremah ini, ya Rabbi.