Minggu, 05 Juli 2009

Mama, bolehkah saya menikah tahun ini?


Apakah nasib blog ini akan berakhir sama seperti blog multiply seorang teman? Hehe.. masih belum tau. Anyway, kenapa saya ngomongin nikah terus sih? Emangnya beneran banget pengen nikah taun ini ya saya? Lah, kalo iyah emangnya kenapa? Ini perkara menjaga hati, kawan... Urusan hati, bukan perkara gampang, tau.. Makanya, kalo jawaban atas pertanyaan "Emangnya benaran saya pengen nikah" itu adalah Iya, artinya saya harus dapet ridho dari kedua orang tua saya, begitu... Sudahkah saya dapatkan ridho mereka?

Maka, saya pun bertanya pada Bapak.

"Pak, kalo saya nikah tahun ini, boleh?"

dan Bapak memberikan sinyal "BOLEH"

Oke, tinggal Mama saya kalo gitu.

Ujar mama, "Kerja dulu. Orang tua ga mungkin menahan niat anaknya untuk menikah"

Apakah yang selama ini saya lakukan belum dianggap sebagai sebuah pekerjaan sama mama saya? Ataukah, mama saya berharap saya kembali memikirkan, ingin pilih yang mana? Atau, bukannya pilih yang mana, tapi berharap saya mendapatkan keduanya sebelum menikah?

Mama, pandangan dan pertimbangan mama malam ini, tentu saja akan saya jadikan daftar prioritas untuk dipikirkan. Taukah engkau, mama, bahwa obrolan kita malam ini, walaupun sedikit membuat saya agak heran sejenak, menjadi penambah rasa sayang saya ke mama, selain juga menambah semangat saya untuk berakselerasi menuju niat menjaga hati dengan cara syar'i. Mohon restuMu, ya Rabbi...

Jumat, 03 Juli 2009

Fakta Hidup


Fakta Hidup

1. Sekurang-kurangnya ada 5 orang dalam dunia yang menyayangi Anda dan sanggup mati karena Anda.

2. Sekurang-kurangnya ada 15 orang dalam dunia ini yang menyayangi Anda dalam beberapa cara.

3. Sebab utama seseorang membenci Anda adalah karena dia ingin menjadi seperti Anda.

4. Senyuman dari Anda boleh membawa kebahagiaan kepada seseorang, walaupun dia tidak menyukai Anda.

5. Setiap malam ada seseorang mengingat Anda sebelum dia tidur.

6. Anda amat bermakna dalam hidup seseorang.

7. Kalau bukan karena Anda,seseorang itu tidak akan hidup bahagia.

8. Anda seorang yang istimewa dan unik.

9. Seseorang yang Anda tidak ketahui menyayangi Anda.

10. Apabila Anda membuat kesalahan yang sangat besar, ada hikmah dibaliknya.

11. Sekiranya Anda merasa dipinggirkan, pikirkan dahulu; mungkin Anda yang meminggirkan mereka.

12. Apabila Anda berpikir tidak mempunyai peluang untuk mendapatkan sesuatu yang Anda ingini, mungkin Anda tidak akan memperolehnya, tetapi jika Anda percaya pada diri sendiri lambat laun Anda akan memperolehnya.

13. Kenanglah segala pujian yang Anda terima. Lupakan segala caci maki.

14. Jangan takut untuk meluapkan perasaan Anda; Anda akan merasa senang bila seseorang mengetahuinya.

15. Sekiranya Anda punya sahabat baik, ambillah waktu untuk memberitahunya bahwa dia adalah yang terbaik. Hanya semenit diperlukan untuk mendapat sahabat baik, sejam untuk menghargainya, sehari untuk teman tetap paling setia. Walaupun punya harta yang banyak, teman tetap paling berharga.

NB:
Emang bener, kalo opini-opini diatas tidak akan 100% sama dgn situasi dan kondisi kita, tapi ambillah hikmahnya, dan improvisasikanlah kedalam kehidupanmu... suatu saat pasti ada gunanya... percayalah...

source is from my pal's bulbo in friendster.

Kamis, 02 Juli 2009

Menikah menambah rezeki


tentang-pernikahan.com - Benarlah nasihat para ulama bahwa pernikahan adalah sumber rezeki. Sebaliknya, perceraian bisa merugikan bagi kekayaan anda.

Survai yang melibatkan 9.000 orang menunjukkan perceraian menurunkan kekayaan seseorang hingga 77 persen. "Cerai menyebabkan menurunnya kekayaan jauh lebih besar daripada sekadar membagi rata harta gono-gini," kata Jay Zagorsky dari Ohio State University.

Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu 1985 hingga 2000. Pada tahun 1985, rata-rata usia pasangan yang disurvai antara 21 hingga 28 tahun.

Sebaliknya, pernikahan itu sendiri membuat seseorang lebih kaya daripada sekedar menggabungkan kekayaan kedua pasangan. Setiap orang yang menikah, rata-rata memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat.

Hanya dari faktor pernikahan, tanpa melibatkan faktor lain dalam perhitungan, seseorang meningkat kekayaannya sekitar 4 persen setiap tahun. Temuan tersebut dijelaskan dalam Journal of Sociology.

"Jika Anda benar-benar ingin meningkatkan kekayaan, menikahlah dan pertahankan," kata Zagorsky. Di lain pihak, lanjutnya, hindari perceraian karena akan menurunkan kekayaan.

Setelah bercerai, pria memiliki kekayaan rata-rata 2,5 kali lebih besar daripada wanita. Selisih di antara keduanya rata-rata berkembang menjadi sekitar 5.100 dollar AS saja.

Pada orang yang akhirnya bercerai, kekayaannya terus merosot selama empat tahun menjelang perceraiannya dan mencapai titik terendah pada tahun perceraiannya. Kekayaannya kembali naik perlahan setelah bercerai namun tidak terlalu besar. "Bahkan sekitar sepuluh tahun setelah bercerai, rata-rata kekayaannya di bawah 10 ribu dollar AS," kata Zagorsky.

Menurutnya, penelitian ini bukanlah sebagai pembenaran, tapi paling tidak ada alasan yang dapat menjelaskan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hidup bersama membuat pasangan lebih efisien dan pengeluaran lebih murah ketika hidup serumah.

=====================================================================

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

source: here

Sabtu, 27 Juni 2009

Menikah Dini


Saya akan nikah tahun ini? beneran?

Insya Allah, kawan... Jika dan hanya jika Allah mengizinkan.

Kalo ngomongin nikah, saya yakin semua orang pasti pengen merasakan sunnah Rasul paling indah ini. Dan saya, rasarasanya sangat ingin sekali menjaga diri dengan cara syar'i melalui sebuah ikatan pernikahan...

Apakah akan tahun ini? kenapa tidak... jika mungkin, tahun ini saya siap, Insya Allah... tentang janji Allah bahwa wanita baik akan mendapat pria baik, saya yakin pasti terpenuhi.

Saya melangkah maju, optimis, realistis, mengupgrade kualitas diri saya untuk menjadi wanita baik bukan karena ingin mendapatkan pria baik sebagai pendamping seumur hidup. Insya Allah, meluruskan niat ini, kawan..

Menjadi wanita baik hanya karna Allah saja.. karena, kita semua udah pada tau kaaaan, Innama a'malu binniyaat.. Maka, kalo niat saya untuk berubah jadi wanita baik adalah karna pengen dapet lakilakibaik buat jadi suami, maka hanya itulah yang saya dapatkan.

Maka, tahun ini, sebegitu kualitas saya di mata Allah, maka sebegitu pula yang sanggup saya capai, dan akan terus berusaha saya tingkatkan...

nikah dini? siapa takut.. tahun ini? ayo'...

Sama siapa din emanknya? yeah, masih rahasia Allah. Saya juga belum tau kok, kawan ^_^

Rabu, 24 Juni 2009

thekupu: Wanita Embrio


Sudahkah saya paparkan, kawan? Sudah? Ah masa iya? Yakin, sudah? Coba kasi liat di mana? Memang tidak ada, kawan. Baru sedikit saja. Baru sebaris, berbunyi: diary365metamorphoself. Hadiah untuk saya sendiri, pada tanggal 8 Oktober 2007.

Sudah lama ya, kawan... As the title, bukunya berjudul: diary. Yah, ia adalah sebuah diary. But as the additional title: 365metamorphoself. Isinya adalah serangkaian penuh kalimat motivasi, agar saya tak lupa tujuan hidup yang takkan pernah saya temui penghujungnya di dunia ini: Berubah, Menjadi Lebih Baik, dan Sesuai Jati Diri.

Ah, kenapa tiada penghujungnya, kawan? Baiklah, akan saya paparkan, dari kacamata seorang wanita yang beraniberaninya menyatakan dirinya sebagai wanita, padahal ia masih embrio kecil yang selalu inginkan cahaya semangat itu terus mengalir dalam tiap denyut nadinya.



Tiada penghujung, kecuali setelah saya tak lagi hirup udara segara dari kebun kenikmatan di dunia ini. Taman Bunga. Mari sesekali datang ke sana. Lihatlah, sepasang sayap indah, lembut, berwarna-warni. Ah, cantik sekali bunga-bunganya. Makhluk kecil lucu yang punya sayap itu, juga lucu sekali. Cantik. Mulut mungilnya menghisap madu, pelan-pelan, lembut, tidak tergesa-gesa. Wanita embrio ini masih mengaguminya, sampai di penghujung hidupnya. Bentuknya indah, ya kawan. Ah, tapi apa itu yang ada di daun? Menjijikkan.


Wanita embrio terus memperhatikan. Kecil, menjijikkan. Minutes to minutes, hours to hours, days to days, wanita embrio terus memperhatikan sampai terkadang tertidur kelelahan. Untung saja hanya tertidur. Allah Maha Penyayang, memberi kesempatan kepada wanita embrio untuk menyaksikan dengan matanya sendiri *walaupun makin hari minusnya sepertinya semakin menjadi*, sebuah keajaiban dunia tingkat tinggi: ulat itu hilang lenyap pergi, berpuasa sekian hari, menjelma menjadi kupukupu cantik!

Ah, rupanya kupukupu cantik itu dulunya menjijikkan! Wanita embrio semakin terpana. Subhanallah. Sabar sekali ulat kecil menjijikkan itu. Larva, kepompong, imago. Proses nimfanya juga, membuatnya cantik luar biasa, meskipun wanita embrio itu mengerti, pembesaran dan pergantian kulit di proses nimfa, luar biasa sakitnya. Tapi imagonya sungguh indah! Cantik, mempesona.

Wah, ulat kecil menjijikkan itu barangkali sudah belajar tentang tiga hal: Berubah, Lebih Baik, dan Jati Diri. Wanita embrio itu mulai berfikir. She is contemplating. "Harus sampai kapan menjadi embrio?". Ah, tapi sejenak ia teringat katakata Jalaluddin Rumi: Bergeraklah seperti embrio! Kembangkan pancaindra yang dapat melihat cahaya. Matangkan dalam dunia-rahim ini, dan persiapkan untuk kelahiran keduami dari dunia menuju ketakterhingaan.

Wanita embrio terdiam, menarik nafas perlahan, tersadar. Rupanya ia mendapat selintas cahaya! Ah, sayang sekali hanya selintas. "Tak bisakah ia melintas sekali lagi?" harap wanita embrio dalam hati. Wanita embrio terus menanti. Menanti dalam ketidaksadarannya, menanti dalam kelenaannya akan dunia, menanti dalam kasih sayang Allah Pembolak balik hati, terus menanti, tak pernah berhenti.

Rekayasa Allah SWT selalu indah, tak pernah salah, dan pasti penuh berkah. Itulah sebabnya, mengapa wanita embrio selalu menanti, menanti sampai ia mati. Takkan berhenti dan tak ingin berkata kalah. Takkan peduli gejolak ombak. Takkan hiraukan gemulai badai. Takkan berhenti, meskipun tiada penghujung di dunia ini.

Penantian dalam begitu banyak keterbatasan, demi 3 kata: Berubah, Lebih Baik, Jati Diri. Ah, siapa sebenarnya mereka, 3 kata itu? Mengapa mereka begitu diinginkan oleh si wanita embrio? Lalu, apa hubungannya dengan pengembangan pancaindra untuk melihat cahaya? Mengapa wanita embrio begitu ingin mematangkannya dalam dunia-rahim demi kelahiran kedua? Baik, kita simak setelah yang berikut ini *eh, ini postingan versi serius, dini! Jangan maen-maen!*

Baiklah, baiklah... Mari kita mulai, mencari tau terlebih dahulu, siapakah atau apakah yang sesungguhnya dinantikan oleh sang wanita embrio.



Mari mulai dengan kata: BERUBAH.

Tak ada yang akan memberikan sangkalan pada pernyataan bahwa semua orang pasti berubah. Bahkan telah diyakini, tak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Pun, begitu dengan apa yang terjadi pada wanita embrio. Kedua matanya yang ikut menantikan cahaya, melihat dengan baik fakta ini, dan tak kuasa untuk tak menjadi dewasa dengan cara menolaknya. Itu fakta, kan kawan? Bukankah akan menjadi sangat tidak dewasa ketika sang wanita embrio menolak fakta bahwa segala sesuatu pasti berubah? Itulah sebabnya, sang wanita embrio menanti perubahan, pada dirinya, pada hidupnya, di semua lini.

Mari lanjutkan dengan kata: LEBIH BAIK.

Sang wanita embrio sangat sakit sekali. Sungguh sakit ketika ditampar, dibangunkan dengan kasar, dan dilemparkan ke tepi istana penuh singgasana. Terlempar, tapi terbangun sadar! Pantaslah saya ditampar! Rupanya, perubahan yang saya agungagungkan waktu lalu, tidak berjalan sesuai dengan filosofi perubahan bayi. Wanita embrio kemudian menyimak sebuah suara: ada tangisan, ada ucapan terbatabata berbunyi "Umi umi, abi abi, mama mama, papa papa" yang menggemaskan hati, ada teriakan riang di tengah lapangan rumput hijau, hingga kegelisahan suara remaja untuk berbelok ke kanan atau ke kiri. Wanita embrio tersadar oleh suarasuara itu. "Tamparan tadi pastilah karena perubahanku terjadi tak mengarah pada sebuah kemajuan", ujar wanita embrio, melanglang buana jauh ke dalam hati. Rupanya, tamparan itu sangat tepat hari ini. Wanita embrio mulai paham, bahwa perubahan saja tidak cukup. Harus dilengkapi dengan kata: Lebih Baik. Maka, tertatihlah wanita embrio berjalan, menuju perubahan yang lebih baik.

Mari, akhiri ia dengan kata: Jati Diri.

Wanita embrio mulai merisau lagi. Sudah hampir lelah berjalan, mencaricari cahaya, yang pelanpelan mulai tiba di hatinya, tapi kenapa masih saja merisau? Cari apalagi, wahai wanita embrio? Perjalanannya sudah benar, tujuannya sudah ada, meskipun pasti nanti akan dihalangi dan terhalangi beragam bentuk duri. Duri itukah yang membuat risau? Ah, tidak rupanya. Wanita embrio melihat, sebuah tanda besar setinggi cakrawala: Jati Diri. Apa lagi itu? Dalam perjalanannya, wanita embrio hanya melihat beberapa buah pohon berjejer, dan ada label: POHON JATI. Apakah ia semacam pohon?

Lantas, lexical otak sang wanita embrio mulai bergerak. Otaknya berputar pada porosnya. Apa hubungannya perubahan yang lebih baik dengan sebuah pohon? Ia pun mencaricari, apa itu jati. Eureka! Jati, berasal dari kata sejati, rupanya. Sejatining Diri. Jati diri. Diri yang sejati. Diri yang bukan tiruan. Diri yang tak dibuatbuat. Yang paling penting: Diri yang pas dengan sang wanita embrio. Ya! EUREKA! Itu dia jati diri!!

Wanita embrio kini tersenyum, senyuman sangat manis sekali. Senyuman yang membuat orang di sekelilingnya tersenyum pula. Bahkan, senyuman yang membuat mereka yang belum menemukan jati diri pun tersenyum. Mereka saling bertanya: apakah wanita embrio sudah menemukan jati dirinya? Wanita embrio kemudian mengajak mereka menonton sebuah film berjudul Means Girl. Dengan diplomatis, dipaparkannya seorang tokoh bernama Cady Heron yang bermetamorfosis dari gadis lugu menjadi gadis populer. Dengan runtut, diceritakannya bahwa proses Cady dalam kisah itu, tak dibarengi dengan prinsip be yourself. Diperlihatkannya langsung melalui film itu, Cady dijauhi teman-temannya dan merasa tak nyaman dengan diri Cady yang baru.

Sanguinis, koleris, melankolis, plegmatis. Wanita koleris sudah selesai menonton film, dan sekarang sedang berada di perpustakaan. Ia mengobservasi 4 kalimat menarik itu. Sanguinis, dengan ciri khasnya. Koleris, dengan ciri khasnya. Melankolis, dengan ciri khasnya. Plegmatis, dengan ciri khasnya. Jantung sang wanita embrio berdegup sangat kencang ketika sampai pada bab Sanguinis. "Ah, kenapa penulis buku ini membicarakan diri saya?", tanya wanita embrio dalam hati. Sedikit degupan juga dirasakan ketika wanita embrio menelaah bab Koleris, Melankolis, dan Plegmatis. Wanita embrio kembali tersenyum, senyuman manis, sungguh sangat manis. Rupanya di sana ia berada. There she is, with fully creamy smile.

Cukupkah sebegitu? Wanita embrio masih merasa kurang. Ia sekarang mencari cara untuk mengintegralkan 4 kalimat yang ada dalam bab buku tadi. Tujuannya adalah agar integrasi mereka bermuara pada rangkaian kalimat indah: Berubah menjadi Lebih Baik dan sesuai dengan Jati Diri. Wanita embrio sekarang tersenyum lagi, sambil bertanya dalam hati: "Sudahkan aku temukan yang aku cari?"
 

Sharing idea. Sharing things. Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon blogger template for web hosting Flower Image by Dapino