لاَ بأْسَ طَهُُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ
1. Tidak mengapa, insya Allah (sakitmu ini) membuat bersih (dosa).
اَللّهُمَّ رَبَّ النَّّاسِ أَذْهِبِ الْبَأسَ وَاشْفَِهِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
2. Wahai Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembuhkanlah ia, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari –Mu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.
أَسْأَلُ اللهَ العَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
3. Aku mohon kepada Allah yang maha agung, Rabb yang menguasai Arsy yang agung, agar menyembuhkan penyakitmu.
اَللّهُمَّ اشْفِ فُلاَنًا
Ya Allah! Berikan kesembuhan kepada……………..
(sebut namanya)
Disunnahkan bagi orang yang mengunjungi orang sakit untuk (memberikan ucapan-ucapan yang bisa) mendatangkan ketenangan, meringankan beban penyakit yang dideritanya, bias mengingatkan akan pahala dari Allah 'Azza wa Jalla dan mengingatkan bahwa penyakit itu bias menjadi penghapus dosa.
Diantara adab yang perlu diperhatikan saat mengunjungi orang sakit adalah:
* Memilih waktu yang cocok bagi orang yang sakit, karena tujuan menjenguknya adalah untuk memberikan rasa senang bukan menyusahkan.
* Duduk di dekat kepalanya sembari membaca doa yang ketiga di atas sebanyak tujuh kali.
* Meletakkan telapak tangan pada tubuh orang yang sakit saat mendoakannya.
* Menasehati orang yang sakit agar memperbanyak doa.
______________________
Diringkas dari fiqhul Ad'iyati wal Adzkar, 3/219-223
Sumber: Majalah As-Sunnah
[i] HR al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, no. 536 dan hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Adab, no. 416.